Selasa, 03 Januari 2012

Makalah tentang Masalah Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
     Pendidikan adalah kegiatan untuk mendewasakan peserta didik dengan ilmu pengetahuan yang diberikan. Setiap individu berhak menerima pendidikan dari buaian sampai liang lahat. Saat ini, hampir seluruh rakyat hanya mampu merasakan pendidikan selama sembilan tahun saja. Itu pun dikarenakan wajib belajar yang diwajibkan pemerintah. Hal ini lah yang menjadi permasalahan pendidikan. Oleh karena itu pemerintah harus segera mengatasinya.
     Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Pembangunan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang begitu cepat. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagiannya sering tidak dapat diramalkan sebelumnya. Oleh karena itu kita harus siap menghadapinya.
     Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selau dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas, pertama karena sifat sasarannya adalah manusia yang sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi ke hari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia. Oleh karena itu, perlu ada rumusan sebagi masalah-masalah pokok yang dapat dijadikan pegangan oleh pendidik dalam mengemban tugas.

B. Batasan Masalah
1. Permasalahan pokok pendidikan
2. Penanggulangan permasalahan pokok pendidikan
3. Faktor-faktor berkembangnya masalah pendidikan
4. Permasalahan aktual pendidikan
5. Penanggulangan permasalahan aktual pendidikan

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan permasalahan pokok pendidikan
2. Mendeskripsikan penanggulangan permasalahan pokok pendidikan
3. Mendeskripsikan faktor-faktor berkembangnya masalah pendidikan
4. Mendeskripsikan permasalahan aktual pendidikan
5. Mendeskripsikan penanggulangan permasalahan aktual pendidikan









BAB II
PEMBAHASAN

1. Permasalahan Pokok Pendidikan
Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitannya dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya maslah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
Ada dua pokok permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air Indonesia ini, yaitu:
1. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun dalam kehidupan masyarakat.
     Jenis permasalahan pokok pendidikan :
A.    Masalah Pemerataan Pendidikan
     Masalah pemertaan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan. Sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
     Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Tujuan yang terkandung dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu, menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
     Khusus pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang di atur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu di tentukan froyeksinya secara terus menerus dengan seksama.
     Khusus melalui jalur pendidikan di luar sekolah, usaha pemerataan pendidikan mengalami perkembangan pesat. Ada dua faktor yang menunjang yaitu perkemabngan IPTEK yang menawarkan berbagai macam alternatif perkembangan IPTEK yang menawarkan beraneka ragam alternatif model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar, dan dianutnya konsep pendidikan sepanjang hidup.
B.     Masalah Mutu Pendidikan
     Jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang di harapkan, maka mutu pendidikan yang dipermasalahkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama di lakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga kerja terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan karja, penilaian di lakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes untuk kerja.
     Hasil belajar yang bermutu hanya dapat dicapai melaui proses belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optimal, tapi menghasilkan skor hasil ujian yang baik, maka hampir dapat di pastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti, pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah proses pendidikannya. Kelancaran proses pendidikan didukung oleh komponen-komponen pendidikan, yang terdiri dari peserta didik, pendidik, kurikulum, sarana belajar, bahkan masyarakat. Komponen-komponen tersebut bekerja sama yang mengarah pada tujuan yang dicapai.
     Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah dari pada di daerah perkotaan. Acuan usuha pemerataan mutu pendidikan barmaksud agar sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanah air mengalami peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
C.     Standardisasi Pendidikan
     Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil.
     Dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terus-menertus berubah, apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam era globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.
     Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengungkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekang oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
     Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak peduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
     Selain itu, akan lebih baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontroversi misalnya. Sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun disayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang dilalu peserta didik yang telah menenpuh proses pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlangsung sekali, evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.
D.    Masalah Efisiensi Pendidikan
      Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya, efisiensinya berarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a. Bagaimana tenaga pendidikan difungsikan
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
     A. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
    Masalahnya meliputi:
1.      Pengangkatan tenaga pendidik
    Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Oleh karena itu, kesempatan kerja harus dapat disesuaikan dengan stok tenaga pendidik.
2.      Penempatan tenaga pendidik
    Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang studi sering mengalai kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
3.      Pengembangan tenaga pendidik
    Masalah Pengembangan tenaga pendidik dilapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.
     B. Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana
     Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak efisien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum sering membawa akibat tidak dipakainya lagi buku paket siswa dan buku pegangan guru karena harus diganti dengan buku-buku yang baru.
     Gejala lain tentang tidak adanya efisiensi dalam penggunaan sarana pendidikan yaitu diadakannya dan didistribusikannya sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan kemampuan, sikap, dan keterampilan calon pemakai ataupun tanpa dilandasi oleh konsep yang jelas.
E.     Masalah Relevansi Pendidikan
      Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
     Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
     Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.

2.  Penanggulangan Permasalahan Pokok Pendidikan.
     Permasalah pokok pendidikan yang dihadapi ini, harus dapat ditanggulangi demi mencapai suatu kebaikan dalam pendidikan. Cara penanggulangannya antara lain :
·         Membangun gedung pembelajaran yang lengkap
·         Menggunakan gedung sekolah untuk sistem bergantian pagi dan sore dengan baik
·         Sistem Pamong
·         Menyeleksi lebih rasional terhadap masukan mentah
·         Mengembangkan kemampuan tenaga pendidik melalui studi lanjut
·         Penyempurnaan kurikulum
·         Penyempurnaan sarana belajar
·         Pengembangan prasarana yang emnciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
·         Peningkatan administrasi manajemen khsusnya yangb mengenai angaran

3.  Faktor-faktor Berkembangnya Masalah Pendidikan.
A.    Perkembangan IPTEK dan Seni
·         Perkembangan IPTEK
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta. Teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (berupa ide-ide, gagasan, cita-cita, dan prinsip) dan aspek operasional (berupa teknik pelaksanaan). Hampir setiap inovasi mengundang masalah, pertama karena belum terjaminnya inovasi tersebut akan bermanfaat, kedua karena orang masih ragu jika menghadapi hal baru.
·         Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktifitas berkreasi manusia secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan suatu yang indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi yang bersifat orisinil dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan.
Dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan di samping domain kognitif yang sudah digarap melalui program/bidang studi yang lain. Sedangkan dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah berkembang pesat dan mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
Dengan memperhatikan alasan tersebut, sudah selayaknya jika dunia seni erlu dikembangkan melalui system pendidikan secara terstruktur dan terprogram.
B.     Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal :
a.       Pertambahan penduduk
Dengan bertambahnya penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah. Ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
b.      Penyebaran penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Sebaran penduduk seperti yang digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan prasarana dan sarana pendidikan.
C.     Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat yang meningkat terhadap pendidikan hidup yang sehat, terhadap pekerjaan, semuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan.Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup. Sebagai akiba dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan, maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah agar nantinya memperoleh pekerjaann yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri.
D.    Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri.
Keterbelakangan itu terjadi karena :
·         Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat
·         Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budaya baru karena tidak dipahami atau  karena dikhwatirkan akan merusak sendi masyarakat.
·         Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis, menyangkut unsur  kebudayaan tersebut.
Sebungan dengan faktor penyebab terjadinya, keterbelakangan budaya umumnya di alami oleh:
·         Masyarakat daerah terpencil
·         Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis 
·         Masyarakat yang kurang terdidik
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang    kebudayaannya tidak ikut berperan dalam pembangunan, sebab mereka tidak mempengaruhi dorongan untuk maju.

4.  Permasalahan Aktual Pendidikan
A.    Masalah keutuhan pencapaian sasaran
Tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, baik secara jasmani maupun rohani. Dalam pelaksanaanya, pendidikan afektif belum ditangani semestinya. Kecenderungan mengarah kepada pengutamaan pengembangan aspek kognitif. Seharusnya kedua aspek tersebut dapat dikembangkan secara bersamaan. Itulah yang menyebabkan tidak jelasnya sasaran yang ingin dicapai.
B.     Masalah kurikulum
Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanannya. Yang menjadi sumber masalah ini ialah bagaimana sistem pendidikan dapat membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi.
C.     Masalah peranan guru
Sekarang guru tidak mungkin menjadikan dirinya gudang ilmu, dan oleh karena itu Ia juga tidak satu-satunya sumber belajar muridnya karena sudah adanya perkembengan iptek. Tugasnya bukan memerikan ilmu pengetahuan, melainkan menunjukkan jalan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan dan mengembangkan dorongan untuk berilmu.

5.  Penanggulangan permasalahan aktual pendidikan
     Beberapa upaya  yang perlu dilakukan adalah :
·         Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara insidental.
·         Pelaksanaan ko dan ekstrakurikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelurusan.
·         Pemilihan siswa kelas atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip, karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar diperguruan tinggi.
·         Pendidikan tenaga kependidikan (perjabatan dan jabatan) perlu diberi perhatian khusus, oleh karena itu tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.

BAB III
KESIMPULAN

     Misi pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan, karena itu pendidikan selalu menghadapi masalah. Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
     Namun penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Tirtarahardja, Umar: Sulo, S. L. La. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Gayus Tambunan

Gayus Tambunan

      Siapa yang tidak mengenal Gayus Tambunan? Semua orang pasti mengenalnya. Baik dari kalangan atas hingga kalangan bawah. Dia menjadi bahan pembicaraan baik di media cetak maupun elektronik karena kasus yang dihadapinya. Semua mata pun tertuju padanya untuk melihat proses persidangannya dari awal hingga akhir. Kasus yang dialaminya adalah penyeludupan dana rakyat. Gayus Tambunan bekerja di kantor pajak sebagai salah seorang staf. Sebelumnya Dia adalah seorang mahasiswa di STAN.
       Di zaman sekarang, semua orang pasti tergiur dengan kekayaan. Kekayaanlah yang dapat membuat harkat dan derajat seseorang naik. Dengan kekayaan pula, seseorang dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Inilah juga yang dialami seorang Gayus. Dia menggelapkan dana rakyat sekitar milyaran rupiah. Untuk apakah dana tersebut? Dialah yang tahu untuk apa dana tersebut. Dia rela menyengsarakan rakyat hanya untuk kepentingan diri sendiri. Padahal dana tersebut sangat penting bagi rakyat. Tidak adakah rasa kemanusiaannya sedikit? Bukankah tugas petinggi negara adalah membuat rakyatnya sejahtera?
       Dengan uang itu juga, Gayus bisa berlibur meski tengah di penjara. Sesuatu yang sangat mustahil bukan? Mengapa seorang tahanan bisa melakukan liburan begitu saja? Bukan hanya sekali saja dia melakukan liburan, melainkan sampai dua kali. Mengapa hal tersebut bisa terjadi untuk kedua kalinya? Itulah hukum di Indonesia yang sangat lemah. Hanya dengan uang, hukum bisa dipermainkan. Bukan hanya Gayus, semua orang yang mempunyai banyak uang juga dapat melakukan apapun sesuka hatinya. Jadi bagaimana nasib seorang tahanan yang tidak mempunyai uang? Apakah dia dapat berlibur? Tentu tidak kan?
       Atas kasus yang diperbuatnya, akhirnya Gayus dihukum selama tujuh tahun dan denda tiga ratus juta rupiah. Mengapa pengadilan menghukum Gayus hanya dengan tujuh tahun? Dimanakah keadilan terletak? Masyarakat pun ada yang pro dan kontra terhadap vonis Gayus tersebut. Memang masalah korupsi di negara kita tidak pernah ada habisnya. Sesungguhnya penyeludupan uang negara itu sangat merugikan negara, terutama rakyat banyak yang tidak akan sejahtera hidupnya. Untuk mengatasi korupsi, pemerintah harus bertindak tegas dengan menghukum koruptor tersebut seberat-beratnya. Pemerintah juga harus memperbaiki hukum di Indonesia. Jangan sampai hukum dapat dipermainkan lagi. Sesungguhnya semua orang mempunyai hak untuk memperoleh keadilan.